Hai
guysss!!! kalian pasti sudah tau kan apa itu mahar?? Yups, Mahar atau mas kawin
merupakan salah satu syarat sah pernikahan yang diberikan oleh pengantin
laki-laki kepada pengantin perempuan. Lazimnya mahar yang diberikan berupa
seperangkat alat solat, emas atau sejumlah uang. Namun hal ini berbeda lho
dengan mahar yang diberikan di salah satu desa di kota Jepara, Jawa tengah. Mau
tau seperti apa? Mahar apa yang diberikan ?? Check it Now...
Semakin
berkembangnya zaman, keberadaan ragam tradisi mulai terlupakan dan lambat laun mulai tergantikan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang modern. Namun hal
tersebut tidak berlaku di desa Sidigede, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Di desa tersebut sampai saat ini
masih mempertahankan dan menjaga serta melestarikan tradisi unik yang mereka miliki. Tradisi tersebut oleh
warga disana setempat dikenal dengan sebutan prasah.
Di dalam pernikahan, lazimnya seorang pengantin laki-laki memberikan mahar/mas kawin untuk seorang pengantin perempuan yang akan mereka nikahi. Mahar tersebut biasanya berupa seperangkat alat solat, emas ataupun sejumlah uang. Namun berbeda dengan warga di desa Sidigede, seorang pengantin pria akan memberikan seekor kerbau jantan yang besar dan tangguh sebagai mahar/mas kawinnya kepada pengantin perempuan. Dalam penyerahan mahar/mas kawin ini juga memiliki cara yang unik dan tidak boleh sembarangan, yaitu sebelum diserahkan ke pihak pengantin perempuan kerbau sebelumnya diarak dari rumah pengantin pria sampai ke rumah pengantin wanita. Dalam proses pengarakan kerbau ini juga akan diikuti oleh seluruh warga desa dengan berjalan kaki . tradisi unik ini disebut sebagai tradisi prasah.
Di dalam pernikahan, lazimnya seorang pengantin laki-laki memberikan mahar/mas kawin untuk seorang pengantin perempuan yang akan mereka nikahi. Mahar tersebut biasanya berupa seperangkat alat solat, emas ataupun sejumlah uang. Namun berbeda dengan warga di desa Sidigede, seorang pengantin pria akan memberikan seekor kerbau jantan yang besar dan tangguh sebagai mahar/mas kawinnya kepada pengantin perempuan. Dalam penyerahan mahar/mas kawin ini juga memiliki cara yang unik dan tidak boleh sembarangan, yaitu sebelum diserahkan ke pihak pengantin perempuan kerbau sebelumnya diarak dari rumah pengantin pria sampai ke rumah pengantin wanita. Dalam proses pengarakan kerbau ini juga akan diikuti oleh seluruh warga desa dengan berjalan kaki . tradisi unik ini disebut sebagai tradisi prasah.
Prasah adalah
tradisi memberikan mahar berupa kerbau jantan besar dari pihak pengantin
laki-laki kepada pihak pengatin perempuan, dengan cara mengarak kerbau tersebut
dari kediaman pengantin laki-laki sampai kediaman perempuan yang diikuti oleh
seluruh warga desa dengan berjalan kaki. Sebagai mahar, kerbau yang digunakan
tidak boleh sembarangan. Akan tetapi yang memiliki kualitas paling unggul dan paling
besar yang didatangkan dariJawa Timur.
Biasanya prasah dilengkapi dengan hiburan seperti tarian jaran kepang,
barongan, drumb band dan kereta
kencana.
Proses
pengarakan kerbau diawali dengan pembacaan mantra oleh sang pawang tokoh desa
setempat sehingga kerbau tersebut menjadi sangat bringas dan ngamuk. Untuk
menaklukkan amukan si kerbau harus dibracut,
yaitu proses pemberian tali dadung dibagian
kepala dan kaki kerbau. Pada ujung tali tersebut akan dipegang oleh orang-orang
yang sudah ahli mbracut. Hal ini
dilakukan agar memudahkan saat pengarakan nantinya. Setelah itu, kerbau siap
diarak dari kediaman pengantin pria menuju kediaman pengantin wanita dan
diikuti oleh warga desa dengan berjalan kaki sambil bersorak-sorak dan
membunyikan petasan. Yang dibelakangnya juga diikuti oleh tarian jaran kepang,
barongan dan drumb band untuk
meramaikan acara. Terkadang kerbau yang ngamuk tersebut dapat merusak pagar
warga yang terbuat dari kayu dan apapun yang didepannya. Setelah sampai di
kediaman pengantin wanita kerbau akan dibacakan mantra agar tenang kembali dan
diserahkan kepada pihak pengantin perempuan.
Menurut
sesepuh desa, filosofi dari tradisi prasah
ini adalah pengantin laki-laki merasa telah menunjukkan kejantanannya dan
keluarganya juga merasa terhormat karena berhasil menaklukkan kerbau yang
sedang ngamuk. Tradisi ini diambil dari kisah jaka tingkir, seorang pemuda yang
berhasil menaklukkan amukan kerbau yang bringas yang sedang menyerang waga
sehingga dapat menikahi putri dari Kerjaan Demak. Sehingga tradisi prasah ini
menjadi identitas warga desa Sidigede, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara.
Tradisi
prasah ini hanya dilakukan oleh warga desa Sidigede saja lho dan tidak dapat ditemukan di daerah lain. Namun seiring
perkembangan zaman tidak semua warga desa Sidigede melakukan tradisi tersebut
karena memerlukan biaya yang sangat mahal tentunya. Oleh karena itu hanya warga
yang masih memegang erat tradisi dan orang-orang yang mampu saja yang
mengadakan acara tersebut. Dengan adanya tradisi ini tidak hanya dapat
melestarikan tradisi saja lho, tetapi
juga dapat menyatukan kerukunan antar warga desa karena dalam proses acara
melibatkan seluruh warga desa untuk meramaikan acara tersebut.
14 komentar
Wah unik banget ya tradisinya ...
BalasHapushehe pasti dong
HapusKeren...
BalasHapusterimakasih hehe
HapusTerserah yaa
BalasHapusYuhuuu beda dari yang lain. Mantap
BalasHapusMakasih :)
BalasHapusWihhhh.. unik juga tradisinya Jepara ya
BalasHapuswahh jadi makin tau deh tradisi di daerah lain, ternyata unik banget yaaa
BalasHapusbaru tau aku
BalasHapusjadi pengen main ke Jepara
BalasHapusMaju terus jepara!!!
BalasHapusbaru tau akuuuu informasinya
BalasHapusUnik banget nih
BalasHapus